BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan sasaran dengan cara yang lebih baik daripada
para pesaing. Pemasar selalu mencari kemunculan tren pelanggan yang menunjukkan
peluang pemasaran baru. Misalnya, Kemunculan telepon seluler, terutama di
kalangan remaja dan dewasa muda, membuat pemasar memikirkan kembali praktik
mereka.
Pemasaran yang berhasil mengharuskan perusahaan
berhubungan penuh dengan pelanggan mereka. Penerapan orientasi pemasaran holistik
berarti memahami pelanggan- memperoleh pandangan 360 derajat tentang kehidupan
sehari-hari mereka sehingga produk yang tepat dipasarkan ke pelanggan yang
tepat dengan cara yang tepat. Dengan begitu perusahaan dapat dikatakan memahami
pasar konsumen.
Dalam pemasaran tidak hanya butuh pemahaman akan
pasar konsumen saja yang di dalamnya terdapat perilaku konsumen namun juga
butuh suatu pemahaman tentang perilaku organisasi karena hal ini mencakup
perilaku manusia itu sendiri baik individu maupun berkelompok yang sangat
penting bagi pola pemasaran nantinya. Manusia sendiri merupakan pendukung utama
dalam suatu organisasi yang memiliki perilaku
dan pembawaan yang berbeda-beda dan cenderung berkembang
mempengaruhi perilaku organisasi. Hal
ini merupakan tantangan yang
harus di hadapi oleh setiap manajer atau pimpinan organisasi.
2.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
2. Apa
proses psikologis kunci ?
3. Bagaimana
proses keputusan pembelian: model lima tahap ?
4. Apa
saja teori lain tentang pengambilan keputusan konsumen ?
5. Apa
itu perilaku organisasi dan hal-hal apa saja yang mengenai perilaku organisasi
itu?
3.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa saja yang dapat mempengaruhi konsumen.
2. Untuk
mengetahui apa dan bagaimana proses psikologis kunci itu.
3. Untuk
mengetahui proses dari keputusan pembelian : model lima tahap
4. Untuk
mengetahui teori lain tentang pengambilan keputusan konsumen.
5. Untuk
mengetahui apa itu perilaku organisasi dan hal-hal yang mengenai perilaku
organisasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Apa
yang mempengaruhi perilaku konsumen?
Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaiman
individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana
barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka.
Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor
budaya, social, dan pribadi. Faktor budaya memberikan pengaruh yang paling luas
dan dalam. Berikut adalah uraian dari factor-faktor tersebut :
·
Faktor
budaya
Kelas
budaya, sub budaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Setiap budaya
terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil, yang memberikan identifikasi,
dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pemasaran multicultural
tumbuh dari riset pemasaran yang diteliti, yang mengungkapkan bahwa ceruk
etnik, dan demografis yang berbeda tidak selalu memberi respon positif terhadap
iklan pasar massal. Hampir seluruh kelompok manusia mengalami stratifikasi
sosial dalam bentuk kelas sosial.
·
Faktor
sosial
Kelompok
Referensi
Kelompok
referensi seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
(tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku orang tersebut.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan.
Meliputi kelompok primer ( orang berinteraksi terus menerus ) dan kelompok
sekunder ( seperti agama, professional, dan kelompok persatuan perdagangan yang
cenderung leih resmi dan memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.
Kelompok aspirasional adalah kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu.
Kelompok disosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh
orang tersebut.
Keluarga
Keluarga
merupakn organisasi pembelian konsumen yang paling penting di masyarakat. Ada
dua keluarga dalam kehidupan pembeli yaitu keluarga orientasi ( orang tua,
saudara kandung ), dan keluarga prokreasi ( pengaruh yang lebih langsung
terhadap perilaku pembelian setiap hari yaitu pasangan dan anak-anak).
Peran
dan Status
Peran
terdiri dari kegiatan yang diharapakan dapat dilakukan seseorang. Setiap peran
menyandang status. Orang memilih produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan
peran merak serta status actual atau ststus yang diinginkan dalam masyarakat. Wakil presiden senior pemasaran statusnya
lebih tinggi daripada manajer penjualan, dan manajer penjualan lebih tinggi
dari staf kantor
·
Faktor
pribadi
Banyak
dari karakteristik ini yang mempunyai dampak secara langsung terhadap perilaku
konsumen.
Usia
dan tahap siklus hidup
Konsumsi
juga dapat dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, serta jenis
kelamin orang dalam rumah tangga pada satu waktu tertentu. Pemasar juga harus
memperhitungkan kejadian atau transisi hidup yang penting seperti pernikahan,
kelahiran, sakit, pindah tempat, perceraian, perubahan karir.
Pekerjaan
dan keadaan ekonomi
Pilihan
produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi : penghasilan yang dapat
dibelanjakan (tingkat, stabilitas dan pola waktu), tabungan dan asset, utang,
kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.
Kepribadian dan konsep diri
Setiap
orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.
Yang dimaksud dengan kepribadian adalah sekumpulan sifat psikologis manusia
yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama tehadap
lingkungan.
Jennifer Aaker dari
Stanford meriset kepribadian merrek dan mengidentifikasi sifat-sifat berikut :
o
Ketulusan/ sincerity (membumi, jujur,
sehat, dan ceria)
o
Kegembiraan/ excitement (berani,
bersemangat, cerdik, dan sukses)
o
Kompetensi/ competence (dapat
diandalkan, cerdik, dan sukses)
o
Kesempurnaan/ sophisticated (kelas atas
dan menarik)
o
Ketahanan/ ruggedness (petualang dan
tangguh)
Gaya hidup dan nilai
Orang-orang dari subbudaya, kelas sosil, dan
pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda. Gaya hidup
adalah pola hidup seseorang yang tercermin dalam kegiatan minat, dan pendapat.
Gaya hidup memotret interaksi seseorang secara utuh dengan lingkungannya.
Pemasar meneliti hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup
Sebagian gaya hidup terbentuk oleh
keterbatasan uang dan keterbatasan waktu konsumen. Perusahaan yang bertujuan
melayani konsumen dengan keuangan terbatas akan menciptakan produk dan jasa
murah.
Konsumen yang mengalami keterbatasan waktu
mereka akan membayar orang lain untuk mengerjakan tugas karena waktu lebih
penting daripada uang. Perusahaan yang bertujuan melayani mereka akan
menciptakan produk dan jasa yang nyaman bagi kelompok ini
Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh
nilai inti (core value), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku.
Pemasar yang membidik konsumen berdasarkan nilai-nilai percaya bahwa bila
produk sesuai dengan kepribadian dalam diri konsumen, produk itu dapat
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen
2. Proses
Psikologi Kunci
Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki
kesadaran konsumen, dan seelompok proses psikologis digabungkan dengan
karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan
keputusan akhir pembelian.
Tugas pemasar adalah memahami apa yang
terjadi dalam kesadaran antara kedatangan rangsanagan pemasaran dari luar
dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis kunci yaitu motivasi,
persepsi, pembelajaran, dan memori mempengaruhi respons konsumen secara
fundamental
Motivasi:
Freud, Maslow, Herzberg
Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu
meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendukung kita untuk
bertindak. Motivasi mempunyai dua arah yaitu kita memilih satu tujuan di atas
tujuan lainnya dan intensitas energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan. Tiga
teori terkenal tentang motivasi manusia-teori Sigmund Freud, Abraham Maslow,
dan Frederick Herzberg- membawa implikasi yang cukup berbeda bagi analisis
konsumen dan strategi pemasaran.
Teori
Freud. Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan
psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagian besar adalah
ketidaksadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami secara penuh
motivasinya sendiri.
Teori
Maslow. Albert Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia
diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak
menekan.
Teori Herzberg. Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang
membedakan ketidakpuasan ( faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan ) dari
kepuasan ( faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan ). Teori ini mempunyai dua
implikasi, pertama penjual seharusnya melakukan yang terbaik untuk menghindari
ketidakpuasan. Kedua, penjual harus mengidentifikasi setiap kepuasan atau
motivator utama pembelian di pasar dan kemudian memasok mereka.
Persepsi
Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada
realitas, karena persepsi konsumen mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Persepsi
adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan
informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang bearti. Poin utamanya adalah
bahwa persepsi tidak hanya bergantung pada rancangan fisik tetapi juga hubungan
rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dari setiap kondisi
kita.
Atensi Selektif . Atensi/perhatian
adalah alokasi pemrosesan kapasitas terhadap beberapa rangsangan. Adapun atensi
sukarela adalah dimana saat menerima semua rangsangan tersebut yang
diperkirakan rata-rata orang memiliki kapasitas 1.500 untuk iklan atau komunikasi
merek sehari, namun karena kita tidak dapat mendengar dan menanggapi hal
sebanyak itu, maka kita menyortir sebagian rangsangan tersebut, dan proses
seperti itulah yang disebut dengan atensi selektif. Atensi selektif memiliki
arti bahwa pemasar harus bekerja keras untuk menarik atensi konsumen. Tantangan
sebenarnya adalah menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang.
Berikut ini beberapa temuannya :
1. Orang cenderung lebih memperhatikan
rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini –
orang yang termotivasi untuk membeli komputer akan memperhatikan iklan
komputer, dan ia pun tidak terlalu memperhatikan iklan DVD.
2. Orang cenderung lebih memperhatikan
rangsangan yang mereka antisipasi – anda akan lebih
memperhatikan komputer daripada radio di toko komputer karena tidak
mengharapkan toko tersebut menjual radio.
3. Orang cenderung lebih memperhatikan
rangsangan yang deviasinya besar dalam hubungannya dengan ukuran normal
rangsangan – anda akan lebih memperhatikan
penawaran potongan harga $100 dari daftar harga komputer daripada penawaran
potongan $5.
Meskipun kita banyak melakukan pernyortiran, kita
dipengaruhi oleh rangsangan tak terduga, seperti penawaran tiba-tiba lewat
surat, telepon, atau dari wiraniaga, karena pemasar mungkin berusaha mempromosikan
penawaran mereka secara intrusif untuk menghindari saringan atensi selektif.
Distorsi
selektif adalah kecenderungan untuk menerjemahkan informasi
dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering
mendistorsikan informasi agar konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari
merek dan produk yang sudah ada sebelumnya.
Retensi
Selektif adalah kecenderungan untuk mempertahankan sikap dan
keyakinan kita, dalam hal ini disebabkan karena kita mengingat poin bagus
tentang sebuah produk yang kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk
pesaing. Retensi selektif biasanya bekerja untuk keunggulan merek-merek kuat.
Pembelajaran
Ketika kita bertindak, kita belajar. Pembelejaran
mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman. Sebagian
besar perilaku manusia dipelajari, meskipun sebagian pembelajaran itu tidak
disengaja. Ahli teori pembelajaran percaya bahwa setiap pembelajaran dihasilkan
melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan. Dua pendekatan
populer terhadap pembelajaran adalah pengkondisian klasik dan pengkondisian
operant.
Dorongan adalah rangsangan interval kuat yang
mendorong tindakan, pertanda adalah rangsangan minor yang menentukan kapan, di
mana, dan bagaimana seseorang merespons. Disatu sisi adapun diskriminasi.
Diskriminasi berarti kita telah belajar menyadari perbedaan dalam sekumpulan
rangsangan yang sama dan dapat menyesuaikan respons kita menurut perbedaan itu.
Memori
Pada dasarnya semua informasi dan pengalaman yang
kita hadapi ketika kita menjalani hidup dapat berakhir di memori. Dalam hal ini
memori pun terbagi menjadi 2, yaitu memori jangka pendek dan memori jangka
panjang, dimana memori jangka pendek menyimpan informasi temporer dan terbatas,
sedangkan memori jangka panjang menyimpan informasi yang lebih permanen dan
tidak terbatas.
Pandangan struktur memori jangka panjang yang paling
diterima secara luas mengasumsikan kita membentuk beberapa model asosiatif.
Misalnya model memori jaringan asosiatif yang memandang memori jangka panjang
sebagai sekumpulan mode dan penghubung. Node adalah informasi tersimpan yang
dihubungkan dengan penghubung yang kekuatannya bervariasi. Dalam hal ini
apabila suatu node diaktifkan, maka yang terjadi adalah penerimaan informasi
dari internal ataupun eksternal yang mengaktifkan node yang lain dan apabila
node tersebut cukup kuat maka akan berpengaruh juga dengan node awal.
Proses memori adalah proses yang sangat konstruktif,
karna kita tidak mengingat informasi dan kejadian secara lengkap dan akurat.
Sering kita mengingat beberapa keping dan potongan dan mengisi sisanya beberapa
hal lain yang kita ketahui. Pemograman memori menggambarkan bagaimana dan di
mana informasi masuk kedalam memori, dan kekuatan asosiasi tergantung pada
seberapa banyak kita memproses informasi pada saat pemograman dan dengan cara
apa saja.
Pengambilan memori merupakan cara informasi diambil
dari memori. Menurut model memori jaringan asosiatif, asosiasi merek yang kuat
lebih mudah diakses dan lebih mudah diingat oleh aktivasi penyebaran. Usaha
mengingat informasi merek yang berhasil tidak hanya bergantung pada kekuatan
awal informasi dalam memori. Ada tiga faktor yang sangat penting:
Pertama, kehadiran
pihak informasi produk lain dalam memori dapat menghasilkan pengaruh interferensi
dan menyebabkan kita gagal mengenali atau bingung dengan data baru.
Kedua,
waktu antara paparan terhadap informasi dan pemograman berpengaruh semakin lama
waktu tunda, semakin lemah asosiasi tersebut.
Ketiga,
informasi mungkin tersedia dalam memori, tetapi tidak dapat diakses(dapat
diingat) tanpa tanda pemulih atau pengingat yang tepat.
3. Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan Masalah
Proses pembelian menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan
rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang misalnya rasa
lapar, haus, atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal. Seseorang
mungkin mengagumi mobil baru tetangga atau melihat iklan di televisi untuk liburan
ke Hawai, yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.
Pemasar harus mengidentifikasi keadaan yang memicu
kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Lalu
mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
Terutama pembelian fleksibel seperi barang-barang mewah, paket liburan, pemasar
mungkin harus memotivasi konsumen sehingga pembelian potensial mendapat
pertimbangan serius.
Pencarian Informasi
Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi
yang terbata, survei memperlihatkan
bahwa untuk barang tahan lama, setengah dari semua konsumen hanya
melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan.
Sumber informasi utama dimana konsumen dibagai menjadi empat kelompok :
Ø Pribadi :
Keluarga, Teman, Tetangga, Rekan.
Ø Komersial :
Iklan, Situs Web, Wiraniaga, Penyalur, Kemasan, Tampilan
Ø Publik :
Media Massa, Organisasi pemeringkat konsumen.
Ø Eksperimental :
Penanganan, Pemeriksaan, Penggunaan Produk.
Pemasar harus mengidentifikasi hierarki yang memandu
pengambilan keputusan konsumen untuk memahami berbagai kekuatan persaingan dan
bagaimana berbagai kumpulan ini terbentuk. Proses mengidentifikasi hierarki ini
disebut Pembagian Pasar. Seperti halnya pembuatan mobil dalam satu merek yang
terbagi menjadi beberapa type dan jenis.
Evaluasi Alternatif
Bagaimana konsumen memproses informasi merek
kompetitif dan melakukan penilaian nilai akhir? Tidak ada proses yang digunakan
oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian.
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi:
pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing
produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemapuan untuk menghantarkan
manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. Atribut minat pembeli
bervariasi, misalnya :
1. Hotel
:
lokasi, kebersihan, atmosfer, harga.
2. Obat
Kumur : warna, efektifitas, kapasitas pembunuh kuman,
rasa, harga.
3. Ban
:
keamanan, umur alur ban, kualitas pengendara, harga.
Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada
atribut yang memberi manfaat yang memenuhi kebutuhan. Kita sering dapat
mensegmentasikan pasar suatu produk berdasarkan atribut yang penting bagi
berbagai kelompok konsumen.
Keyakinan dan Sikap
melalui pengalaman dan pembelajaran, masyarakat mendapatkan keyakinan dan
sikap. Selanjutnya keyakinan dan sikap mempengaruhi perilaku pembelian.
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipegang seseorang tentang sesuatu.
Sama pentingnya dengan sikap, yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang
disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan
tindakan terhadap beberapa objek atau ide.
Model Ekspektasi Nilai konsumen
sampai pada sikap terhadap berbagai merek melalui prosedur penilaian atribut.
Ia mengembangkan sejumlah keyakinan tentang mana masing-masing merek berdiri
atas setiap atribut. Model ekspektasi nilai ialah pembentukan sikap menduga
bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan
merek mereka positif dan negatif berdasarkan arti pentingya.
Keputusan Pembelian
Konsumen membentuk prefrensi antarmerk dalam
kumpulan pilihan.konsumen mungkin juga membentuk majsud untuk membeli merk yang
paling disukai.Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat membentuk 5
subkeputusan:merk,penyalur,kuantitas,waktu,dan metode pembayaran
o
Model
Nonkompensatoris dari Pilihan Konsumen
Hal-hal yang dianggap baik untuk sebuah produk dapat
membantu hal-hal yang dianggap buruk.Tetapi consumen sering mengambil jalan
pintas mental dengan menggudanakan aturan(heuristic) pilihan yang
sederhana.Heuristic adalah aturan sederhana atau jalan pintas mental keputusan
Dengan model nonkompensantoris pilihan konsumen,
pertimbangan atribut positif dan negative tidak selalu saling mengurangi.Ada 3
jenis pilihan heuristic yaitu
·
Heuristic konjugtif
Konsumen
menetapkan cutoff minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih
alternative pertama yang meemnuhi standar minimum untuk semua atribut
·
Heuristic leksikografis
Konsumen
memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dianggap paling penting
·
Heuristic eliminasi berdasarkan aspek
Konsumen
membandingkan merk berdasarkan atribut yang dipilih secara probabilistic dimans
probabilitas pemilihan atribut berhubungan postif dengan arti pentingnya dan
menghilangkan merk yang tidak memenuhi batasan minimum yang dapat diterima
o
Faktor
Pengintervrensi
1. Sikap
orang lain
Sikap
dimana seseorang mengurangi preferensi kita untuk sebuah alternative tergantung
pada dua hal yaitu intinsitas sikap negative orang lain terhadap alternative
yang kita sukai dan motivasi kita untuk mematuhi kehendak orang lain
2. Situasional
yang tidak di antisipasi
Mengubah
niat pembelian dengan konsumen memodifikasi, menunda, atau menghindari
keputusan pembelian yang sangat dipengaruhi oleh resiko anggapan
Perilaku Pasca pembelian
·
Kepuasan Pascapembelian
Kepuasan merupakan fungsi kedeatan antara harapan
dan kinerja anggapan produk.Jika kinerja tidak memnuhi harapan, konsumen
kecewa.Jika memnuhi harapan, konsumen puas.Jika melebihi harapan, konsumen
sangat puas
·
Tindakan Pascapembelian
Jika konsumen puas, ia mungkin ingin membeli produk
itu kembali.Konsumen yang puas cenderung mengatakan hal-hal baik tentang produk
kepada orang lain.Di lain pihak onsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau
mengembalikan produk.
·
Penggunaan dan Penyingkiran
Pascapembelian
Pemasar juga harus mengamati bagaimana pembeli
menggunakan dan menyingkirkan produk.Pendorong kunci penjualan adalah tingkat
konsumsi produk.Semakin cepat pembeli mengkonsumsi produk, semakin cepat mereka
kembali ke pasar untuk membelinya
4. Teori lain tentang pengambilan keputusan
konsumen
1. Tingkat
keterlibatan konsumen
Berdasarkan
tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilaukan konsumen dalam
merespons rangsangan pemasaran
§ Model
Kemungkinan Elaborasi
Model yang banyak
digunakan mengenai inforamasi dan perubahan sikap menggambarka bagaimana
konsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan kterlibatan rendah maupun tinggi
§ Strategi
Pemasaran Keterlibatan Rendahan
Pembelian
barang yang murah dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan produk
pesaing yang membuat konsumen mempunyai keterlibatan rendah terhadap sebagian
besar produk yang murah dan sering dibeli
§ Perilaku
Pembelian Pencari Keragaman
Situasi
pembelian ditentukan dengan karakternya dan keterlibatan rendah tetapi
perbedaan merknya signifikan.Disini konsumen sering melakukan banyak peralihan
merk karena ingin mencari keragaaan, dan bukan karena ketidakpuasan
2. Heuristik
dan Bias Keputusan
Ahli
teori keputusan berdasarkan perilaku berhasil mengidentifikasi berbagai
heuristic dan bias dalam pengambilan keputusan konsumen setiap hari.Berbagai
heutistik dan bias itu memainkan peran ketika konsumen memperkirakan
kemungkinan hasil atau kejadian di masa depan
§ Heuristic
kesediaan
Konsumen mendasarkan
prediksi mereka berdasarkan kecepatan dan kemudahan dimana satu contoh hasil
tertentu muncul dipikiran mereka.Misalnya kegagalan produk yang baru terjadi
dapat menyebabkan konsumen melebih-lebihkan kemungkinan kegagalan produk di
masa depan dan membuatnya lebih terbujuk untuk membeli jaminan produk
§ Heuristik
representative
Konsumen
mendasarkan prediksi mereka atas se-reprensitatif atau semirip apa suatu hasil
dengan contoh lain
§ Heuristik
penjangkaran dan penyesuaian
Konsumen
sapai pada penilaian awal dan kemudaian nenyesuaikannya berdasarkan informasi
tambahan
3. Akuntansi
Mental
Mengacu pada cara
konsumen mengkodekan, mengkategorikan, dan mengevalasi hasil finansial dari
pilihan.Secara resmim akuntansi mental adalah kecenderungan untuk
mengkategorkan dana atau item nilai meskipun tidak ada basis logis untuk
kategoris itu
4. Menentukan
Profil Proses Keputusan Pembelian Pelanggan
Dengan cara
mewawancarai para konsumen baru, meminta mengingat kejadian yang menyebabkan
mereka melakukan pembelian.Mereka dapat menemukan konsumen yang berencana
membeli produk dan meminta mereka untuk memikirkan jalan pikiran dalam proses
pembelian yang mereka lalui, atau mereka dapat meminta onsumen menjelaskan
secara ideal untuk membeli produk.Setiap metode dapat menghasilkan gambaran
langkah-langkah dalam proses
5. Perilaku Organisasi
Perilaku keorganisasian merupakan bidang studi yang
mempelajari tentang interaksi
manusia dalam organisasi,
meliputi studi secara
sistimatis tentang perilaku, struktur
dan proses dalam organisasi. Organisasi
diciptakan oleh manusia untuk
mencapai suatu tujuan,
dan pada saat
yang sama manusia
juga membutuhkan organisasi untuk mengembangkan
dirinya. Oleh sebab
itu antara organisasi dengan
manusia memiliki hubungan
yang saling membutuhkan
dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sifatnya agak
abstrak, tidak menghasilkan
prinsip-prinsip yang sederhana,
tetapi seringkali menemui
prinsip-prinsip yang komplek
dimana penjelasan atau
analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku keorganisasian tidak
ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua situasi.
- Tingkatan analisis
dalam perilaku organisasi
Kejadian-kejadian
atau permasalahan yang
terjadi dalam organisasi
dapat dianalisis dari tiga
tingkatan analisis, yaitu
: tingkat individu,
kelompok dan organisasi. Di sini
kita ambil salah satu
contoh, misalnya saja
terjadi adanya konflik antara
kepala bagian gudang
dengan kepala bagian
pembelian dapat dianalisis secara
berbeda. Hal ini
tergantung apakah konflik
tersebut dipandang sebagai konflik
antarindividu, atau merupakan
konflik antargugus tugas
pada tingkat kelompok atau konflik antara dua kepala bagian pada tingkat
organisasi.
a. Pada tingkat individu,
kejadian yang terjadi
dalam organisasi dianalisis dalam hubungannya
dengan perilaku seseorang
dan interaksi kepribadian dalam suatu
situasi. Masing-masing orang
dalam organisasi memiliki
sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda-beda yang
mempengaruhinya dalam berperilaku.
b. Pada tingkat kelompok,
perilaku anggota kelompok
dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan kelompok,
dan nilai-nilai yang
dianut oleh kelompok.
c. Pada
tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang
terjadi dalam konteks struktur organisasi. Struktur dan
posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada
setiap interaksi sosial
dalam organisasi. Dalam struktur organisasi hubungan
pelaporan yang bersifat
hierarkhi memberikannya kekuasaan
dan wewenang tertentu untuk memengaruhi individu
yang lainnya dalam organisasi. Struktur organisasi
mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan
dibuat.
Faktor
lingkungan eksternal
memiliki pengaruh yang
kuat pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya
rendahnya produktivitas, karyawan
yang malas/tidak masuk kerja, kelambanan dalam
penyelesaian unjuk rasa
dan masalah-masalah organisasi
lainnya, memerlukan analisis
lebih dari sekedar
analisis pada tingkat individu, kelompok dan organisasi.
Organisasi lebih banyak menghadapi desakan dari faktor-faktor lingkungan yang
memengaruhi efektivitas organisasi,
seperti: tuntutan konsumen akan
produk yang berkualitas
tinggi, persaingan yang
bersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup dan lain-lain.
- Karakteristik dalam
perilaku organisasi
Dalam
mempelajari perilaku keorganisasian dipusatkan pada 3 karakteristik, yaitu
a. Perilaku. Fokus dari perilaku keorganisasian
adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh karenanya harus
mampu memahami perilaku
berbagai individu dan organisasi.
b. Struktur. Struktur
berkaitan dengan hubungan
yang bersifat tetap dalam organisasi,bagaimana pekerjaan
dalam organisasi dirancang,
dan bagaimanapekerjaan diatur.
Struktur Organisasi berpengaruh
besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi
serta efektivitas organisasi.
c.
Proses. Proses
organisasi berkaitan dengan
interaksi yang terjadi
antara anggota organisasi. Proses
organisasi meliputi :
komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan
keputusan dan kekuasaan.
Salah satu pertimbangan utama dalam
merancang struktur organisasi
adalah agar berbagai
proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam
ilmu manajemen, seorang
manager harus mengetahui
perilaku individu. Dimana setiap
individu ini tentu
saja memiliki karakteristik
individu yang menentukan terhadap
perilaku individu, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu. Perilaku manusia
adalah sebagai suatu
fungsi dari interaksi antara individu
serta lingkungannya. Semua
perilaku individu agaknya
dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya.
Perilaku
individu dalam organisasi meliputi :
1. Karakteristik individu,
terdiri dari kemampuan,
kebutuhan, kepercayaan, pengalaman,
pengharapan, dan lain-lain
2. Karakteristik
organisasi, meliputi hierarki, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penghargaan,
sistem kontrol, dan lain-lain
Dasar-dasar
perilaku individu antara lain :
1.
Karakteristik biografis, terdiri atas umur,
jenis kelamin, status perkawinan, masa kerja
2.
Kemampuan, meliputi kemampuan fisik dan
kemampuan intelektual
3.
Kepribadian, yaitu himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang
4.
Determinan kepribadian, terbentuk
karena faktor keturunan, lingkungan, dan situasi
5.
Pembelajaran, yakni setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman Kelompok (group) adalah dua individual atau
lebih yang berinteraksi dan saling bergantung dan saling bergabung untuk
mencapai sasaran tertentu
Ada 4 alasan yang menyebabkan manusia/individu
memerlukan kehadiran suatu kelompok atau perlu
membentuk kelompok, yaitu :
alasan untuk pemuasan kebutuhan;
adanya kedekatan dan
daya tarik; adanya
tujuan kelompok; dan adanya
alasan ekonomi. Ada dua
alasan seseorang bergabung
dalam kelompok.
Pertama, untuk
mencapai tujuan yang
bila dilakukan sendiri
tujuan itu tidak tercapai.
Kedua, dalam
kelompok seseorang dapat terpuaskan
kebutuhannya dan mendapatkan reward
sosial seperti rasa
bangga, rasa dimiliki, cinta,
pertemanan, dsb. Besarnya anggota
kelompok akan mempengaruhi
interaksi dan keputusan yang dibuatnya.
Kelompok
merupakan bagian dari
suatu organisasi sebagai
suatu sistem. Faktor eksternal yang
menentukan perilaku dan prestasi kelompok seperti strategi organisasi, struktur
wewenang, peraturan, sumber-sumber
organisasi, proses seleksi,
sistem imbalan, budaya organisasi, dan
lingkungan fisik. Selain faktor eksternal
di atas, perilaku dan
prestasi kelompok juga ditentukan oleh
internal anggota kelompok itu
sendiri yaitu sumber-sumber
yang dimiliki oleh para anggota kelompok, terdiri dari:
1.
Kemampuan
Prestasi kelompok
mempunyai hubungan dengan
kemampuan fisik dan kemampuan intelektual yang relevan dengan
tugas dari anggota kelompok.
2.
Karakteristik kepribadian
Sifat-sifat kepribadian
para anggota kelompok
mempunyai efek terhadap prestasi kelompok
oleh pengaruh kuat tentang
bagaimana anggota kelompok berinteraksi dengan para anggota
kelompok yang lain.
Pada tingkat
individu, jika pegawai
merasa bahwa organisasi
memenuhi kebutuhan dan karakteristik
individualnya, ia akan cenderung berperilaku positif. Tetapi sebaliknya,
jika pegawai tidak
merasa diperlakukan dengan
adil, maka mereka cenderung
untuk tidak tertarik
melakukan hal yang
terbaik. Untuk itu, ketika
seseorang mempunyai ketertarikan
yang tinggi dengan
pekerjaan, seseorang akan menunjukkan
perilaku terbaiknya dalam
bekerja. Selanjutnya tidak semua
individu tertarik dengan
pekerjaannya. Akibatnya beberapa
target pekerjaan tidak tercapai,
tujuan-tujuan organisasi tertunda
dan kepuasan serta produktivitas
pegawai menurun. Di lain pihak, organisasi berharap dapat memenuhi standar-standar
sekarang yang sudah ditetapkan serta dapat meningkat sepanjang waktu.
Masalahnya adalah cara menyelaraskan sasaran-sasaran individu dan kelompok
dengan sasaran organisasi; dan jika memungkinkan,
sasaran organisasi menjadi
sasaran individu dan kelompok.
Untuk itu diperlukan
pemahaman bagaimana orang-orang
dalam organisasi itu bekerja
serta kondisi-kondisi yang memungkinkan
mereka dapat memberikan
kontribusinya yang tinggi terhadap organisasi.